Jerry D Gray, Mantan US Navy Kini Jadi Pembela Islam

Jerry D Gray, Mantan US Navy Kini Jadi Pembela Islam

Jerry D Gray mengingatkan bahwa saat ini dunia dikuasai oleh sekumpulan orang atau kelompok yang berupaya memujudkan apa yang dinamakan “The New World Order”. “Mereka menguasai seluruh negara dan pemerintahan yang ada di dunia ini. Mereka menguasai 96 persen media massa yang ada di dunia ini, sehingga mereka bisa menguasai semua informasi dan mengatur semua pemberitaan. Mereka berusaha menghilangkan semua agama di dunia ini dan menggantikannya dengan agama yang mereka ciptakan sendiri. Mereka berusaha menjadikan semua bangsa tunduk berada di bawah ketiaknya. Mereka melaukan segala upaya untuk menyambut datangnya Dajjal,” kata Jerry D Gray pada suatu diskusi bukunya yang diadakan di Islamic Book Fair Jakarta.

Jerry D Gray, seorang mualaf mantan tentara US Navy dan penulis sejumlah buku laris, ternyata seorang mualaf yang sangat mencintai Indonesia dengan mengurus naturalisasinya dari warga AS ke WNI, menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Jakarta.

“Bagi saya Indonesia itu ibarat surga. Saya sudah melancong ke banyak negara dan di sini saya mendapatkan kedamaian bergaul dan berinteraksi sosial dengan komunitas Muslim terbesar di dunia,” ujar Jerry.

Beristrikan seorang perempuan Tasikmalaya dan dikaruniai seorang anak laki, Jerry menyatakan memiliki banyak kegiatan di Indonesia yang membuat dia makin betah yaitu memberikan pengajian, berbagi pengalaman dan menulis buku.

Tidak banyak orang yang menyangka Jerry D. Gray ternyata seorang mualaf yang tekun beribadah. Jerry mengatakan, menjalankan ajaran Islam secara kaffah sebagaimana diajarkan dalam kitab suci Al-Quran. Semua itu baru terlaksana setelah berproses dalam waktu cukup lama.

Bagi penulis sejumlah buku di antaranya "Art of Deception", “Deadly Mist”, “Demokrasi Barbar ala AS` dan “Dosa-dosa Media Amerika” itu, ketertarikan terhadap Islam dimulai justru dari tanah Arab tempat ajaran Islam itu sendiri pertama kali diturunkan kepada Rasul Allah SWT.

Ketika ia ditugaskan di Arab Saudi, ia melihat betapa khusyuk dan ikhlasnya orang menjalankan shalat hingga mau meninggalkan segala aktivitas mereka termasuk berkaitan dengan uang sekalipun.

“Ketika mengalun suara adzan, dipinggir jalan orang pada shalat, karyawan toko dan mall semua shalat dan barang dibiarkan begitu saja namun tidak ada yang hilang. Semua melaksanakan shalat dengan khusuk,” ujar Jerry, yang pernah selama 2,5 tahun menjadi wartawan di sebuah TV swasta di Indonesia itu.

Ia menjadi bingung sekaligus takjub. Setelahnya kesadaran untuk mengenal ajaran Islam langsung tak tertahankan. Ia melihat cahaya iman justru setelah melihat orang-orang melaksanakan Shalat.

Jerry mengaku ketika pertama kali memegang kitab suci Al Qur`an badannya langsung merinding, ketika akan membaca hatinya bergetar dan sejurus kemudian suara tangis mengiringinya membaca terpatah-patah ayat Al Qur`an.

Setelah hatinya merasa mantap ia kemudian memilih menjadi mualaf di Arab Saudi. Keislamannya belum serta merta jadi mantap. Ia pertama kali hanya melaksanakan shalat dua kali dalam seminggu.

“Ketika tertimpa musibah saya bawa shalat, ternyata saya dapatkan ketenangan dan musibah hilang. Setelah itu saya makin rajin shalat,” ujar Jerry yang kini berisitrikan wanita asal Tasikmalaya Jabar itu.

Kini dalam kesehariannya, Jerry seringkali dimintai pandangan-pandangannya tentang Islam, demokrasi, dan terorisme. “Islam itu agama rahmatan lil alamin dan orang Islam bukanlah teroris,” ujar ayah satu anak itu.

Bagi mantan wartawan CNBC itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia merupakan surga yang ada di dunia. Ia pun kini tengah mengurus naturalisasi dengan menjadi WNI sebagai ranah perjuangannya terhadap Islam.

ART OF DECEPTION



Jerry D. Gray selama ini dikenal sebagai mualaf yang sangat gencar melakukan kritik terhadap bekas negaranya, Amerika Serikat. Puluhan buku telah ia tulis seperti Deadly Mist”, “Demokrasi Barbar ala AS`, “Dosa-dosa Media Amerika, dan Rasulullah Is My Doctor.

Dalam buku “Art of Deception”, misteri yang menyelimuti peristiwa 9/11 (nine-eleven) atau 11 september 2001 diulas apik olehnya. Peristiwa yang menghancurkan gedung WTC di New York dan Pentagon di Washington Amerika ini realiatasnya amat jauh dengan apa yang dinyatakan oleh Pemerintah Amerika Serikat. Ini bukanlah sebuah tindakan teroris seperti mereka katakan. Menurut penulis, ini adalah sebuah rangkaian kejadian dari sebuah skema yang besar.

Dibuku inilah Jery D Gray mengajak anda “menyisiri” serpihan-serpihan fakta yang belum terpublikasikan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan skema besar apa di balik peristiwa 9/11 tersebut. Penulis juga mengatakan bahwa peristiwa ini ada hubungannya dengan organisasi rahasia dan Dajjal.

21 cita-cita Illmunati yang tergabung dalam Komite 300 pun dipaparkan secara faktual olehnya. Kelompok ini ternyata melibatkan berbagai pemimpin dan raja-raja di Eropa. Seperti Ratu Elizabeth II, Duke of Kent, Pangeran Wales, Duke of Gloucester, Ratu Beatrix Belanda dan masih banyak lagi.

Mereka telah menyiapkan serangkaian rencana seperti membentuk satu gereja dan satu sistem moneter, menghancurkan agama-agama dunia, membuat pornografi sebagai bentuk seni, dan mengambil alih kontrol pendidikan. Buku ini secara lugas menjelaskan bahwa Kita semua sudah berada dalam era sistem dajjal yang bertujuan meruntuhkan akidah umat Islam.

Lalu bagaimanakah Zionis memainkan misinya dalam isu pemanasan global? Siapakah garis keturunan illuminati yang utama? Apa tujuan dari didirikannya senjata pemusnah massal HAARP? Bersiaplah karena turunnya Dajjal sudah dipersiapkan oleh mereka untuk berperang melawan umat muslim. Buku ini akan membantu kita menyiapkan diri dalam menghadapi era akhir zaman.

(berbagai sumber)

Burger Ramen, Perpaduan Dua Budaya



Jenis makanan yang satu ini bisa jadi peluang komoditas usaha bagi para produsen maupun penjual makanan yang kreatif. Perpaduan antar dua kebudayaan berbeda adalah keunikan utama dari makanan yang satu ini.

Namanya Burger Ramen. Sejak memulai debutnya di awal Agustus 2013 di pekan raya makanan di Brooklyn, AS, Burger Ramen telah menunjukkan potensi bakal jadi makanan hit di mana-mana.

Burger Ramen terdiri dari dua tumpukkan renyah dari mie ramen yang digoreng. Di antara tumpukkan mie tersebut diletakkan daging sapi yang ditaburi daun bawang dan  diolesi saus shoyu khusus.

Gagasan burger ramen ini datang dari Keizo Shimamoto. Pria berdarah Jepang-Amerika ini mengaku sebagai penggila ramen yang menghabiskan waktu di Jepang untuk mempelajari seni pembuatan ramen. Shimamoto bahkan sempat membuat sebuah film pendek berjudul Ramen Dream sebagai bentuk obsesinya terhadap makanan mie khas Jepang itu.

Ide burger ramen sendiri terinspirasi dari menu Kentucky Fried Chicken yang pernah membuat gempar ketika mengganti roti burger dengan dua ayam goreng pada 2010 lalu.

Ketika pertama kali dijual di Brooklyn itu,  banyak orang rela berdiri berjam-jam di tengah hujan, mengantri membeli makanan ini.

Menolong Itu Sehat


Menolong Itu Sehat
Chairul namanya, atau ia lebih senang dipanggil Ilul. "Ilul saja bang, lebih enak dan sudah biasa" katanya ketika saya berkenalan dengannya. Ia pemuda sederhana, tidak bermotor, tidak berpakaian perlente, tidak nge-jeans, dan juga tidak punya handphone layaknya kebanyakan pemuda sekarang. Pemuda berusia duapuluh satu tahun ini sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojeg mulai pukul sepuluh pagi hingga malam hari.

Ilul memahami betul bahwa pekerjaannya bukan semata mencari uang. "ada unsur tolong menolong dalam pekerjaan saya bang." Yang dimaksud Ilul adalah, seringkali orang membutuhkan jasa ojeg untuk alasan kecepatan dan menghindari macet. Jasa ojeg-lah yang sering dijadikan andalah untuk mereka yang berpacu dengan waktu. Namun bukan hanya itu 'unsur menolong' yang dimaksud pemuda jebolan SMP itu. "Kadang ada orang butuh tumpangan padahal dia nggak punya duit, tetap saya antar. Mungkin suatu saat gantian saya yang ditolong orang lain".

Tapi, kenapa baru mulai ngojeg pukul sepuluh? nah, inilah yang menarik untuk diceritakan, sebab hal ini juga berkenaan dengan postur tubuhnya yang boleh dibilang cukup atletis. Memang kalau dilihat lebih seksama, tubuh Ilul terlihat bagus dan atletis. Untuk bagian perutnya, bolehlah dibilang "six pack", sementara otot lengannya cukup berbentuk layaknya binaraga pemula.

Apakah Ilul rajin fitness? "Duit dari mana bang buat ikut fitness. Mending buat makan..."

Akhirnya Ilul pun buka suara. Dia bilang, "boleh percaya boleh nggak". Soal bentuk tubuh atletisnya itu ia dapatkan dari rutinitas pagi dan sorenya membantu sang ibu. Setiap pagi dan sore, ia harus mengisi bak mandi di rumahnya dengan pompa tangan untuk segala keperluan, termasuk untuk mandi ketiga adiknya. Selain bak mandi, semua ember dan bak di rumahnya pun harus diisi, termasuk tempayan besar untuk air memasak. "fitness" pagi ala Ilul itu dilakukan setiap hari pagi dan sore sejak enam tahun lalu. Ayahnya meninggal dunia lebih enam tahun yang lalu dan sejak itu keluarganya memutuskan untuk tidak menggunakan pompa listrik karena khawatir tak sanggup membayar tagihan listrik.

Bukan hanya memompa, setiap usai sholat subuh ia pun harus membawakan belanjaan ibunya dari pasar. "Memang tidak banyak, tapi lumayan berjalan kaki sambil menenteng belanjaan," terangnya.

"Hasilnya seperti ini nih..." Ilul memerlihatkan beberapa bagian otot tubuhnya. Kemudian Ilul menutup pembicaraan dengan kalimat, "Saya percaya akan selalu ada keberkahan setiap kali menolong orang lain, terlebih ibu sendiri."

Sekadar menambahkan kalimat Ilul, seraya melihat hasil yang didapatnya bolehlah saya berujar, "menolong itu sehat".

Georgia Wilkins, PhD, penulis buku "Badai Pasti Berlalu" sebuah buku yang didedikasikan untuk para korban bencana tsunami di Asia, termasuk di Aceh, menuliskan, "setiap kali Anda menolong orang, tubuh Anda akan dibanjiri oleh zat alami dari dalam tubuh yang disebut endorfin. Zat Endorfin inilah yang berkhasiat menghilangkan berbagai penyakit dalam tubuh.

Sekali lagi, boleh percaya boleh tidak, rata-rata relawan di berbagai lokasi bencana jarang terkena penyakit meskipun ia harus bekerja siang dan malam. Boleh jadi itu karena aktivitas menolong yang dilakukannya. Wallahu 'a'lam.

Sultan Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel


Sultan Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel
Sultan Muhammad II atau dikenal barat dengan sebutan Mehmed II dengan julukan Al-Fatih yang berarti sang pembebas/penakluk/pembuka, dilahirkan pada 29 Maret 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria). Sultan Muhammad II adalah Sultan dari Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman Empire), menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481).  Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).


Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.

Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau SAW bersabda :
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Sosok pemimpin yang gambarkan Nabi Muhammad SAW pada hadits diatas baru muncul setelah 8 abad penantian, yaitu pada tahun 1453, beliau adalah Sultan Muhammad Al-Fatih.Selama 8 Abad setelah Nabi Muhammad bersabda sudah banyak pejuang islam yang mencoba menaklukan konstantinopel namun tidak ada yang berhasil, termasuk para Sultan Kekhalifahan Utsmaniyah sebelumnya yaitu bapak, kakek, dan kakek-kakek buyutnya Sultan Muhammad Al-Fatih.

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambul (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan salat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan salat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan salat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya. Sebelumnya anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum
Usaha Sulthan dalam Menaklukkan Konstantinopel

Kota Konstantinopel, yang dikelilingi pertahanan tembok berlapis
Kota Konstantinopel, yang dikelilingi pertahanan tembok berlapis
Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu bandar termasyhur dunia. Bandar ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Bandar ini didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada perang Khandaq.

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk di zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Kostantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Awal kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di
zaman Sulthan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para 'ulama terulung di zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang 'ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada diri Amir Muhammad lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Ak Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.

Syeikh Ak Samsettin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaan Kostantinopel. Ketika naik takhta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Semsettin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak salat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Penaklukan di Asia

Setelah penaklukan Konstantinopel Sultan Muhammad Al-Fatih mengalihkan perhatiannya kepada anatolia. Sultan Muhammad Al-Fatih berusaha untuk membuat suatu kekuatan politik di anatolia dengan menaklukan negara turki bernama Beyliks dan Kekaisaran Trebizond yang berbudaya yunani. Untuk itu ia telah beraliansi dengan Kerajaan Krimea. Sebelumnya anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Akan tetapi, pada pertempuran Ankara Anatolia kembali terpecah belah. Penaklukan Anatolia atas Kekhalifahan Utsmaniyah membuat Kekhalifahan ini menjadi semakin menekan eropa.

Perjalanan ke Dunia Hikmah


Perjalanan ke Dunia Hikmah
“Saya mendapat cerita luar biasa darinya. Pelajaran buat kalian, kelak kalau mencari pasangan hidup jangan sekedar berpatokan fisik dan hartanya.” Kami menyimak penuturannya sambil melanjutkan kegiatan mencatat kosakata bahasa Arab yang tertulis di papan tulis.

Konon, datang seorang pemuda ke rumah orang tua kekasihnya. Ia hendak melamar gadis pujaannya. Seperti kebanyakan orang tua, ayah gadis itu sangat memperhatikan bibit, bebet, dan bobot calon menantunya. Malang, pemuda itu pulang membawa kekalahan karena tidak lolos kriteria menantu idaman. Ia bukan berasal dari keluarga kaya dan belum mapan secara finansial.

Sekian tahun berlalu. Matahari terbit dan tenggelam setiap hari. Pemuda itu tetap melanjutkan hidupnya. Ia bekerja. Ia berhubungan dengan banyak orang. Singkatnya, ia menjadi orang yang sukses. Ia memiliki kebun kelapa sawit yang sangat luas di luar tanah Jawa. Dan yang paling penting, ia telah menikah dan memiliki dua orang anak. Ia hidup dengan bahagia.

Namun, musibah datang kepadanya suatu hari. Istrinya meninggal karena digerogoti penyakit. Saat itu anaknya seusia anak-anak SD dan SMP. Pada awalnya, ia berusaha mengatasi urusan rumah tangga dengan tangannya sendiri. Akan tetapi, ia kewalahan. Setelah berdialog dengan kedua anaknya, ia pun memutuskan untuk mencari ibu baru bagi anak-anaknya.

Suatu hari, seorang rekannya di jejaring sosial merekomendasikan wanita perawan yang sudah berumur 40 tahun. Wanita itu telah mengalami perjodohan berulang kali, tetapi tidak satupun yang berhasil. Kadang pihak pria mantap mempersuntingnya, tetapi wanita itu menolak. Kadang wanita itu bersedia dinikahi, tetapi pihak pria tidak berniat melanjutkannya ke pelaminan. Selalu seperti itu selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, ayah dua anak itu tidak keberatan dengan kondisi si wanita. Tidak butuh waktu lama, akhirnya ia terhubung dengan wanita itu dan keduanya memutuskan untuk bertemu. Ia terbang ke pulau Jawa secepat yang ia bisa.

Betapa terkejutnya pria itu ketika tiba di depan rumah si wanita. Pemandangan di depannya tidak asing. Pagar rumah itu. Pohon di depan rumah itu. Bahkan cat rumah itu, sangat akrab dengan matanya. Hatinya berdegup kencang. Pikirannya sibuk berprasangka. Sejak awal, ia merasa tidak asing dengan alamat rumah yang diberikan wanita itu. Tetapi ia menepis dugaannya. Mungkin hanya perasaannya saja, pikirnya.

Ketika pintu rumah itu terbuka, seorang wanita muncul dari balik pintu. Pandangan mata kedua orang itu bertemu. Mendadak waktu berhenti. Mendadak semua cahaya padam. Hanya ada mereka berdua. Bertahun-tahun yang lalu, pria itu datang ke rumah itu. Sekarang, dengan maksud yang sama, pria itu kembali ke rumah itu. Bedanya, ia bukan lagi pemuda miskin yang merindukan bulan.

Heran dengan kelakuan anaknya yang terdiam di depan pintu, ayah wanita itu mendekatinya. Betapa terkejutnya ia menyaksikan pria yang berdiri di halaman rumah. Langkahnya tertatih menghampiri pria itu. Ia hendak memastikan penglihatannya tidak salah. Bahwa pria itu adalah pemuda miskin yang melamar anaknya bertahun-tahun yang lalu.

Pria itu juga berjalan mendekati si ayah. Matanya berkaca-kaca. Ketika keduanya berada pada jarak sejengkal, pria itu berkata, “Ini saya, Pak. Anda tidak salah lihat. Maafkan atas kebebalan saya. Saya datang lagi kemari hendak melamar putri Bapak lagi,” suaranya bergetar, lalu pria itu menunjuk mobil yang ia parkir di luar pagar rumah. Ia bermaksud mengatakan bahwa mobil itu miliknya, tetapi ia tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.

Pertahanan si ayah runtuh. Tangisnya tidak mampu ia bendung lagi. Ia peluk pria itu erat-erat. Ia tepuk bahu pria itu keras-keras. “Maafkan Bapak, Nak. Maafkan Bapak,” katanya sesenggukan. Di belakang mereka, si wanita sudah bercucuran air matanya.

Air mata haru juga mengisi sudut-sudut mataku. Dari sekian banyak kisah yang diceritakan guru kami, inilah kisah paling indah yang pernah kudengar. Pada akhirnya, kedua orang itu menikah dengan restu semua anggota keluarga. Mungkin takdir berkata bahwa mereka memang jodoh. Mungkin Allah menegur ayah wanita itu yang terpukau dengan indahnya dunia. Hari itu, aku belajar mencintai akhirat dari kisah sepasang kekasih itu. Memahami bahwa kehidupan dunia itu semu. Kejayaan senantiasa dipergilirkan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Supaya manusia berpikir dan mengambil hikmahnya.

Penulis : Henny Nur Alifah
Sleman, Yogyakarta

Sumber: http://www.bersamadakwah.com/2013/11/perjalanan-ke-dunia-hikmah.html

Elizabeth Pilih Islam setelah Delapan Kerabatnya Jadi Korban Tragedi WTC 11/9



Ia masih kerap dipanggil dengan nama lahirnya, Elizabeth. Walau kini, ia telah mengganti semua dokumen resminya menjadi Safia Al-Kasaby, identitas barunya setelah menjadi seorang Muslimah.

Berita dia berpindah agama sempat menuai kontroversi di Amerika Serikat. Maklumnya, banyak hal yang tak nyambung mengapa kemudian dia menjatuhkan pilihan keyakinannya pada Islam.

Tak nyambung? Ya. Safia, 43 tahun, adalah keturunan Yahudi dan Puerto Rico. Kakeknya adalah korban Holocaust yang kemudian melarikan diri ke Puerto Rico. Mereka bersembunyi di sebuah rumah ibadah.
Dia juga mantan sersan pertama dalam Angkatan Udara AS. Dan, ini dia, Safia kehilangan delapan kerabat (satu paman dan tujuh sepupunya) dalam serangan 11 September yang mendudukkan Muslim sebagai “tersangka” pada 2001.

Namun bagi Safia, semua sambung-menyambung. Justru setelah duka Tragedi 11 September, ia mencari tahu tentang Islam. Dalam dirinya tumbuh keyakinan semakin Islam disudutkan di AS, ia merasa adalah yang salah di sana.

“Saya tidak peduli siapa yang melakukannya,” ujarnya. “Saya hanya peduli kenapa Islam tiba-tiba dibenci. Saya tidak pernah membenci Islam, atau membenci Muslim. Bagi saya untuk marah tentang apa yang terjadi pada menara kembar akan menjadi seperti saya membenci semua orang Jerman yang menewaskan orang-orang Yahudi.”

Semakin ia melahap buku-buku tentang Islam, semakin ia jatuh hati pada agama yang disiarkan oleh manusia agung, Muhammad SAW. Ia makin gelisah. Akhirnya timbul keberanian, tahun 2005 atau empat tahun setelah tragedi yang merengut keluarganya itu, ia bersyahadat.

Seperti Muslim lainnya, Safia merasa ketegangan di sekelilingnya: tatapan penasaran karena dia mengenakan jilbab atau kerudung dan penjaga toko yang tiba-tiba meminta identifikasi tambahan tiap kali ia pergi ke pusat perbelanjaan.

Bahkan pejabat di Kedutaan Besar AS di Kairo menolak permintaan awal dari calon suaminya, seorang pria asal Mesir, untuk visa sementara. Safia dianggap punya agenda tersembunyi lain dengan menikahi pria Mesir.
Agama barunya juga telah memperluas jurang antara dia dan keluarganya. Ibunya, tiga saudara perempuan dan salah satu putrinya, Sylvia, mempertanyakan pilihannya.

Sylvia bahkan ingin tak ada hubungannya dengan dia. Sylvia memarahi Safia habis-habisan ketika dia muncul di pemakaman suaminya mengenakan jilbab dan membawa Alquran.

Namun ia beruntung, satu anaknya yang lain, Natalia, mendukung pilihannya. “Agama yang dipilih mama sungguh cool,” ujarnya.

Gadis 18 tahun ini menghargai transformasi keyakinan Safia. Ia kerap tidak tahan dengan orang-orang yang mengolok-olok Islam atau stereotip Muslim. “Saya berkata,” Tunggu sebentar. ibu saya seorang Muslim,” ujarnya menirukan kalau dia memotong pembicaraan rekan-rekannya. “Dan dia bukan teroris.”

Sumber: http://www.kisahmuallaf.com/elizabeth-pilih-islam-setelah-delapan-kerabatnya-jadi-korban-tragedi-119/

Keselarasan al-Qur’an dengan Science oleh Drs. Mowo Purwito


Keselarasan al-Qur’an dengan Science
Satu fenomena yang terjadi dalam keagamaan adalah, mayoritas orang-orang non Islam yang masuk menjadi Islam (mualaf) adalah orang-orang dari kalangan intelektual, baik dalam bidang science, politik, ekonomi, kedokteran, sejarah maupun dalam bidang keagamaan itu sendiri, kalau boleh kita asumsikan, masuknya mereka ke dalam Islam adalah karena adanya sikap mau berpikir tentang kebenaran dan pintu hati mereka terbuka untuk dapat menerima kebenaran, singkatnya, mereka mau masuk ke dalam Islam adalah karena alasan adanya kebenaran dalam ajaran Islam.

Sementara itu, mayoritas orang-orang Islam yang keluar dari Islam (murtadin) adalah orang-orang awam (berpendidikan rendah) baik dalam bidang ilmu keduniaan maupun dalam bidang keagamaan, dan biasanya pula, mereka itu adalah orang-orang yang secara ekonomi berada pada level menengah ke bawah bahkan pada level terbawah, di mana keadaan tersebut seringkali menempatkan mereka berada pada tekenan hidup yang cukup tinggi, adanya paduan tingkat pendidikan yang rendah dengan tekanan kehidupan yang tinggi menyebabkan mereka mudah terbujuk, terayu dan terintimidasi untuk keluar dari Islam, singkatnya, mereka keluar dari Islam tidaklah karena mereka telah menemukan kebenaran dalam ajaran agama yang baru akan dipeluknya.

Kisah masuk Islam-nya Bapak Drs. Mowo Purwito Rahardjo Dip HRD, STh berikut akan memberikan gambaran tentang fenomena tersebut, beliau adalah intelektual dalam bidang theologi keagamaan, mengetahui sedikit science dan mengetahui alasan alasan orang-orang Islam yang keluar dari Islam. Semoga kisah beliau tersebut dapat memberikan wacana baru dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Amin.

Bermula dari mengajar Islamologi

Tidak ada firasat, tidak ada gambaran sedikitpun dalam benak ini bila akhirnya saya menjadi seorang muslim, semua berjalan bagai air yang mengalir begitu saja.

Sebelumnya, saya adalah dosen sosiologi agama di sebuah seminari Alkitab Nusantara dan beberapa seminari di Indonesia, hingga suatu ketika DR. Wagiono Ismail, dosen Islamologi di tempat saya mengajar, meninggal dunia, karena tidak ada dosen pengganti maka pihak Seminari memutuskan saya untuk menggantikan DR. Wagiono Ismail mengajar Islamologi.

Mau tidak mau, saya harus belajar tentang ke-Islaman lebih jauh dan mendalam, tentu saja bukan untuk mencari kebenaran, melainkan hanya untuk keperluan mengajar dan perbandingan belaka.

Maka saya beli buku-buku tentang ke-Islam-an yang layak untuk diajarkan kepada mahasiswa-mahasiswa saya. Sebelum saya mengajarkan Islamologi, rektor tempat saya mengajar berpesan, bahwa mata kuliah Islamologi harus diajarkan secara komparatif, artinya hanya sebagai studi banding antara Islam dan Kristen, sayapun berpikir keras bagaimana membandingkan ajaran Islam yang luas dengan mata kuliah yang hanya dua SKS.

Akhirnya, saya mengfokuskan pada tiga pembahsan pokok, yaitu :

  1. Konsep Ketuhanan (Theos)
  2. Konsep Kemanusiaan (Antrophos)
  3. Konsep Alam semesta (Cosmos)

Saya mulai mendalami perbandingan ketiga konsep tersebut dalam agama Islam dan Kristen, dan akhirnya saya menemukan perbandingan yang sangat mencolok bahkan bertentangan antara ketiga konsep dalam agama Kristen dengan ketiga konsep tersebut dalam agama Islam.

Pertama, tentang konsep ke-Tuhan-an, dalam agama Kristen Tuhan itu Transenden dan Imanen, Transenden artinya Tuhan itu jauh berada di luar alam semesta , Imanen artinya Tuhan itu berada dalam alam semesta, atau ikut dalam proses yang ada dalam alam semesta hadir-, singkatnya Tuhan jauh berada di luar alam tetapi hadir di dalamnya, Dia sangat berkuasa dan hadir di mana-mana, tetapi karena Tuhan terlalu jauh, maka Ia punya inisiatif yang baik, Dia rela menurunkan dirinya menajdi manusia sebagai sosok Yesus agar dapat berinteraksi dengan manusia, inilah yang kemudian di sebut teori REINARNASI. Tuhan yang baik ini juga rela mengorbankan dirinya untuk menebus dosa-dosa manusia di kayu.

Konsep ke-Tuhan-an dalam Kristen tersebut akhirnya saya bandingkan dengan 20 sifat Allah yang ada dalam Islam, Di dalam Islam disebutkan Allah itu mukhalafatuhu lil hawadits, Artinya Allah itu mustahil serupa dengan makhuknya, karena Allah itu sanagt Suci dan sangat berkuasa, tidak mungkin Allah itu akan merubah dirinya menjadi manusia, kenapa Allah yang begitu sangat berkuasa harus merubah dirinya menjadi manusia ?

Kedua, tentang konsep ke-manusia-an, dalam ke-Kristen-an disebutkan bahwa manusia sudah dalam keadaan berdosa sejak dilahirkan, di mana dosa tersebut adalah sebagai warisan dari adam yang telah jatuh dalam dosa, di mana dosa tersebut tidak akan pernah putus dari generasi ke generasi. Yang bisa memutus hanyalah iman kepada Yesus sang penebus dosa yang mati di kayu salib.

Dosa warisan/turunan tersebut menjadi persoalan yang cukup janggal, bagaimana seorang bapak harus mewariskan dosa kepada anaknya?.

Berbeda dengan konsep ke-manusia-an dalam Islam, di mana disebutkan bahwa manusia dalam keadaan fitrah ketika dilahirkan, seperti kertas putih yang tidak ada noda setitikpun, hal ini rasioanl, kenapa ? Allah menciptakan manusia dalam keadaan suci, karena manusia ketika dilahirkan memang belum berbuat dosa setitikpun, tidak adil kalau seorang bayi yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus menanggung dosa yang sama sekali tidak diperbuatnya. Dosa tidaknya seorang manusia adalah akrena perbuatannya sendiri, dalam psikologi sosial, hal ini disebut sebagai stimulus respons, bila rangsangan dari luar baik, maka seseorang akan tetap baik dengan sendirinya, sebaliknya akan menyebabkan seseorang berbuat tidak baik.

Ketiga, tentang konsep alam semesta, dalam Al-kitab, terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam teori kejadian misalnya bagaimana terjadi siang dan malam dan terdapat tumbuh-tumbuhan padahal matahari belum diciptakan, bukankah tidak akan ada siang dan malam dan tidak akan ada tumbuh-tumbuhan bila tidak ada matahari ?. Dalam Al-qur’an lebih mampu mengungkap-kan fakta-fakta semacam itu. Misal proses kelahiran bayi dari rahim hingga keluar dari rahim dijelaskan sejelas-jelasnya, sementara dalam Alkitab tidak ada. Subhanallah , sungguh luar biasa! Al-qur’an sangat scientific (ilmiah) dan tidak bertentangan dengan nalar.

Islam Pesat Di Eropa

Perbandingan yang saya telaah, khususnya dalam teori tentang kosmos, saya coba hubungkan dengan berkembangnya Islam di Eropa. Kenapa Islam berkembang pesat di Eropa sementara di Asia bergerak secara statis. Ternyata setelah membaca banyak hal, saya menyimpulkan ada tiga hal yang membuat islam berkembang pesat di Eropa.

Pertama, orang Barat setelah melihat Islam dalam perspektif science, itu lebih tergugah menjadi muslim daripada melihat Islam dari sisi tradisional kultural. Cara berpikir Barat yang rasional cocok dengan Al-qur’an yang ternyata mengungkap fakta-fakta science yang lebih rasional.

Kedua, Islam berkembang di Eropa karena black muslim. Kenapa orang kulit hitam menjadi muslim? Ternyata, ketika dia menjadi bagian komunitas di gereja, diskriminasi itu masih terjadi. Tetapi dalam Islam diskriminasi tidak ada, mereka punya kesempatan menjadi imam, khatib atau apapun.

Ketiga, Islam berkembang di Eropa disebab-kan orang Kristen sendiri yang meragukan eksistensi Alkitab, yakni Alkitab yang mereka gunakan sekarang ini adalah kitab-kitab yang penentuan untuk digunakan baru terjadi setelah 3 abad masa Yesus berdakwah dan itupun harus membuang kitab-kitab lain yang jumlahnya puluhan bahkan dapat mencapai di atas seratus, dan penentuan kitab-kitab yang digunakan itupun tidak terlepas dari muatan politis karena tidak terlepas dari kebijakan kaisar yang berkuasa saat itu.

Terbukti setelah penentuan tersebut banyak di-temukan kitab-kitab yang secara arkeologis mempunyai nilai yang sangat tinggi namun tidak digunakan oleh gereja karena isinya tidak sesuai dengan doktrin gereja saat ini.

Bila kemudian gereja tidak mau Alkitab yang sekarang dipakai digugat, itu sangat maklum, karena untuk menjaga sakralitas Alkitab itu sendiri, karena kalau Alkitab tidak sakral lagi, bagaimana nanti nasib umat Kristen ?

Masuk Islam

Adanya keselarasan al-Qur’an dengan science dan adanya ketidak selarasan Alkitab dengan science, juga karena njlimetnya konsep ketunggalan Tuhan dalam Kristen, hingga menjelaskan kepada orang Kristen saja sulitnya setengah mati apalagi kepada orang Islam pasti sampai matipun tidak akan paham, berbeda dengan konsep ketunggalan Tuhan dalam Islam, yang anak umur 5-6 tahun saja sudah dapat memahami begitu juga orang di luar Islam, hal tersebutlah yang akhirnya mendorong saya untuk memeluk Islam tepatnya 16 September 2006 di forum Arimatea Malang.

Rintangan sebagai Muallaf

Sebagai manusia, tentu sangat logis bila dalam hidup ini kita menghadapi resiko, begitu juga ketika saya memutuskan untuk memeluk agama Islam, teror atau ancaman serius, teguran dan nasehat kerap kali saya terima, baik dari jemaat geraja maupun dari sebuah partai Kristen, kebetulan saya menjadi pengurus inti sebuah partai Kristen di Malang, namun dari kalangan majelis gereja dan akademis tidak begitu nampak, juga tidak ada rintangan dari keluarga.

Bagi saya, demi kebenaran hakiki memang harus berkorban, bahkan segala fasilitas yang selama ini saya peroleh dan akan saya peroleh harus saya tinggalkan, rencana ke Amerika sekeluaraga selama 4 tahun, dan kandidat Master Theologi Seminari Alkitab Nusantara yang seharusnya wisuda Februari 2007 juga saya tinggalkan demi mencapai kebenaran dalam Islam.

Seharusnya Seperti Barat Memandang Islam

Islam yang selaras dengan nalar dan sempurna, sayangnya dikotori oleh ulah beberapa orang Islam sendiri, seperti pengalaman saya ketika berkunjung ke keluarga seorang kyai terkenal, ketika anak saya bermain-main ke belakang rumah pak kyai, anak saya kaget bukan main ketika pak kyai tersebut marah-marah kepada pembantunya dengan perkataan yang sangat tidak layak untuk didengar.

Dari situ anak saya menilai bahwa Islam itu jahat, anak saya mengambil kesimpulan dari fenomena kecil yang tidak mewakili ajaran Islam itu sendiri tetapi anak saya mengeneralisir begitu saja.

Sayapun akhirnya mencoba menjelaskan kepada anak saya, bahwa jangan melihat orangnya, tetapi lihatlah ajrannya, Sebab, manusia di agama manapun ada yang baik dan ada yang jahat.

Tapi apa yang dilakukanoleh anak saya adalah secara umum juga dilakukan oleh umat Kristen, yang menilai Islam sekarang ini tidak dari dimensi ajarannya secara langsung, tetapi menilai Islam dari dimensi pemeluknya, artinya, kalau ada orang Islam yang jahat, amburadul maka diblowup Islam memang jahat dan amburadul.

Paradigma ini harus diubah, Islam harus dilihat seperti orang Barat melihat Islam dari perspektif normatif Science, sehingga mereka dapat melihat kebenaran, kemuliaan dan keindahan ajaran Islam itu sendiri.

Waspada

Sebagai mantan misionaris, saya ingin menyampaikan kepda teman-teman semua mengapa banyak orang Islam dari kalangan grassroot (baca: menengah bawah) yang murtad menjadi Kristen. Sebenarnya bukan persoalan ekonomi saja, tetapi persoalan bagaimana mereka (Kristen) meruntuhkan keyakinan kita.

Tentu saja yang mejadi sasaran empuk adalah orang-orang Islam yang awam terhadap agamanya, seperti misalnya kalau akidah kita di utak-atik oleh mereka, katanya Islam itu rahmatan lil alaman, tetapi mengapa dalam al-Qur’an utamanya surat-surat yang turun di Madinah secara ekslusif ditujukan kepda orang-orang yang beriman saja yaa ayyuhalladziina aamanuu-, bukankah hal itu berarti Islam hanya untuk orang-orang yang beriman saja dan bukan untuk seleruh alam ?

Tentu saja hal-hal sepele semacam dapat menjadi hal yang besar bagi orang awam, oleh karena itu, kita harus memperhatikan saudara-saudara kita yang awam baik dari sisi akhirat maupun dari sisi dunianya.

Wallahu a'lam bish shawab


Sumber: http://www.kisahmuallaf.com/drs-mowo-purwito-keselarasan-al-quran-dengan-science/