Home » , , , » Makna Mendalam Lagu Ilir-Ilir Karya Sunan Kalijaga

Makna Mendalam Lagu Ilir-Ilir Karya Sunan Kalijaga

Mereka yang dibesarkan di Jawa, khususnya Jawa Tengah pasti tak asing dengan tembang Ilir-ilir. Tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga ini memiliki melodi yang lembut dan syair yang bermakna kuat membuat banyak orang simpati dan menjadikannya sebagai lagu yang banyak digemari.

Lebih dari sekedar tembang dolanan, lagu ini dikenal pula sebagai lagu dakwah. Hingga banyak ditembangkan sebagai lagu religi.

Tembang Ilir-ilir tidak lepas dari peran Sunan Kalijaga dalam mengakomodasi budaya lokal untuk mengembangkan ajaran Islam. Kegemaran rakyat Jawa akan seni musik, seni suara atau seni tradisional lain berupa pertunjukkan, menginspirasi sang wali melahirkan lagu ini.

Tembang karya Kanjeng Sunan ini mengandung makna yang sangat mendalam dan memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik “Harp to Heart“.

Berikut ini Syair Lagu Ilir-Ilir :
Lir ilir lir ilir tandure wis sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh penganten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jrumatono kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak’0 surak hiyo

Arti dan Makna Lagu Ilir-Ilir :
Lir-ilir, Lir-ilir, artinya Bangunlah, bangunlah
Tandure wus sumilir, artinya Tanaman sudah bersemi
Tak ijo royo-royo, artinya Demikian menghijau
Tak sengguh temanten anyar, artinya Bagaikan pengantin baru
Maknanya: Sebagai umat Islam kita diminta bangun. bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah SWT dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
Cah angon, cah angon, artinya Anak gembala, anak gembala
Penekno Blimbing kuwi, artinya Panjatlah pohon belimbing itu
Lunyu-lunyu penekno, artinya Biar licin dan susah tetaplah kau panjat
Kanggo mbasuh dodotiro, artinya Untuk membasuh pakaianmu
Maknanya: Disini disebut anak gembala karena oleh Allah SWT  kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.
Dodotiro, dodotiro ,artinya Pakaianmu, pakaianmu
Kumitir bedah ing pinggir ,artinya terkoyak-koyak dibagian samping
Dondomono, Jlumatono ,artinya Jahitlah, Benahilah!!
Kanggo sebo mengko sore ,artinya untuk menghadap nanti sore
Maknanya: Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT.
Mumpung padhang rembulane, artinya Mumpung bulan bersinar terang
Mumpung jembar kalangane, artinya mumpung banyak waktu luang
Yo surako surak iyo!!!, artinya Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!
Maknanya: Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat dilambangkan dengan terangnya bulan dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan Iya!!!

Mungkin ini bukan satu-satunya makna tersirat dalam lagu Ilir-ilir.  Ada beberapa kajian yang memberi makna asosiatif yang agak berbeda. Tapi secara umum makna ini tidak jauh dari ajakan untuk bangkit dan membersihkan hati.

Editor: Agus Setiawan
Referensi:
http://anindita.heck.in/filosofi-lagu-ilir-ilir.xhtml

http://filsafat.kompasiana.com/2013/08/03/belajar-makna-simbolik-dari-lagu-ilir-ilir-581174.html

0 komentar:

Posting Komentar