Burger Ramen, Perpaduan Dua Budaya



Jenis makanan yang satu ini bisa jadi peluang komoditas usaha bagi para produsen maupun penjual makanan yang kreatif. Perpaduan antar dua kebudayaan berbeda adalah keunikan utama dari makanan yang satu ini.

Namanya Burger Ramen. Sejak memulai debutnya di awal Agustus 2013 di pekan raya makanan di Brooklyn, AS, Burger Ramen telah menunjukkan potensi bakal jadi makanan hit di mana-mana.

Burger Ramen terdiri dari dua tumpukkan renyah dari mie ramen yang digoreng. Di antara tumpukkan mie tersebut diletakkan daging sapi yang ditaburi daun bawang dan  diolesi saus shoyu khusus.

Gagasan burger ramen ini datang dari Keizo Shimamoto. Pria berdarah Jepang-Amerika ini mengaku sebagai penggila ramen yang menghabiskan waktu di Jepang untuk mempelajari seni pembuatan ramen. Shimamoto bahkan sempat membuat sebuah film pendek berjudul Ramen Dream sebagai bentuk obsesinya terhadap makanan mie khas Jepang itu.

Ide burger ramen sendiri terinspirasi dari menu Kentucky Fried Chicken yang pernah membuat gempar ketika mengganti roti burger dengan dua ayam goreng pada 2010 lalu.

Ketika pertama kali dijual di Brooklyn itu,  banyak orang rela berdiri berjam-jam di tengah hujan, mengantri membeli makanan ini.

Menolong Itu Sehat


Menolong Itu Sehat
Chairul namanya, atau ia lebih senang dipanggil Ilul. "Ilul saja bang, lebih enak dan sudah biasa" katanya ketika saya berkenalan dengannya. Ia pemuda sederhana, tidak bermotor, tidak berpakaian perlente, tidak nge-jeans, dan juga tidak punya handphone layaknya kebanyakan pemuda sekarang. Pemuda berusia duapuluh satu tahun ini sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojeg mulai pukul sepuluh pagi hingga malam hari.

Ilul memahami betul bahwa pekerjaannya bukan semata mencari uang. "ada unsur tolong menolong dalam pekerjaan saya bang." Yang dimaksud Ilul adalah, seringkali orang membutuhkan jasa ojeg untuk alasan kecepatan dan menghindari macet. Jasa ojeg-lah yang sering dijadikan andalah untuk mereka yang berpacu dengan waktu. Namun bukan hanya itu 'unsur menolong' yang dimaksud pemuda jebolan SMP itu. "Kadang ada orang butuh tumpangan padahal dia nggak punya duit, tetap saya antar. Mungkin suatu saat gantian saya yang ditolong orang lain".

Tapi, kenapa baru mulai ngojeg pukul sepuluh? nah, inilah yang menarik untuk diceritakan, sebab hal ini juga berkenaan dengan postur tubuhnya yang boleh dibilang cukup atletis. Memang kalau dilihat lebih seksama, tubuh Ilul terlihat bagus dan atletis. Untuk bagian perutnya, bolehlah dibilang "six pack", sementara otot lengannya cukup berbentuk layaknya binaraga pemula.

Apakah Ilul rajin fitness? "Duit dari mana bang buat ikut fitness. Mending buat makan..."

Akhirnya Ilul pun buka suara. Dia bilang, "boleh percaya boleh nggak". Soal bentuk tubuh atletisnya itu ia dapatkan dari rutinitas pagi dan sorenya membantu sang ibu. Setiap pagi dan sore, ia harus mengisi bak mandi di rumahnya dengan pompa tangan untuk segala keperluan, termasuk untuk mandi ketiga adiknya. Selain bak mandi, semua ember dan bak di rumahnya pun harus diisi, termasuk tempayan besar untuk air memasak. "fitness" pagi ala Ilul itu dilakukan setiap hari pagi dan sore sejak enam tahun lalu. Ayahnya meninggal dunia lebih enam tahun yang lalu dan sejak itu keluarganya memutuskan untuk tidak menggunakan pompa listrik karena khawatir tak sanggup membayar tagihan listrik.

Bukan hanya memompa, setiap usai sholat subuh ia pun harus membawakan belanjaan ibunya dari pasar. "Memang tidak banyak, tapi lumayan berjalan kaki sambil menenteng belanjaan," terangnya.

"Hasilnya seperti ini nih..." Ilul memerlihatkan beberapa bagian otot tubuhnya. Kemudian Ilul menutup pembicaraan dengan kalimat, "Saya percaya akan selalu ada keberkahan setiap kali menolong orang lain, terlebih ibu sendiri."

Sekadar menambahkan kalimat Ilul, seraya melihat hasil yang didapatnya bolehlah saya berujar, "menolong itu sehat".

Georgia Wilkins, PhD, penulis buku "Badai Pasti Berlalu" sebuah buku yang didedikasikan untuk para korban bencana tsunami di Asia, termasuk di Aceh, menuliskan, "setiap kali Anda menolong orang, tubuh Anda akan dibanjiri oleh zat alami dari dalam tubuh yang disebut endorfin. Zat Endorfin inilah yang berkhasiat menghilangkan berbagai penyakit dalam tubuh.

Sekali lagi, boleh percaya boleh tidak, rata-rata relawan di berbagai lokasi bencana jarang terkena penyakit meskipun ia harus bekerja siang dan malam. Boleh jadi itu karena aktivitas menolong yang dilakukannya. Wallahu 'a'lam.

Sultan Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel


Sultan Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel
Sultan Muhammad II atau dikenal barat dengan sebutan Mehmed II dengan julukan Al-Fatih yang berarti sang pembebas/penakluk/pembuka, dilahirkan pada 29 Maret 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria). Sultan Muhammad II adalah Sultan dari Kekhalifahan Utsmaniyah (Ottoman Empire), menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481).  Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).


Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.

Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau SAW bersabda :
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Sosok pemimpin yang gambarkan Nabi Muhammad SAW pada hadits diatas baru muncul setelah 8 abad penantian, yaitu pada tahun 1453, beliau adalah Sultan Muhammad Al-Fatih.Selama 8 Abad setelah Nabi Muhammad bersabda sudah banyak pejuang islam yang mencoba menaklukan konstantinopel namun tidak ada yang berhasil, termasuk para Sultan Kekhalifahan Utsmaniyah sebelumnya yaitu bapak, kakek, dan kakek-kakek buyutnya Sultan Muhammad Al-Fatih.

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambul (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan salat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan salat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan salat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya. Sebelumnya anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum
Usaha Sulthan dalam Menaklukkan Konstantinopel

Kota Konstantinopel, yang dikelilingi pertahanan tembok berlapis
Kota Konstantinopel, yang dikelilingi pertahanan tembok berlapis
Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu bandar termasyhur dunia. Bandar ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Bandar ini didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada perang Khandaq.

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk di zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Kostantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Awal kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di
zaman Sulthan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para 'ulama terulung di zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang 'ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada diri Amir Muhammad lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Ak Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.

Syeikh Ak Samsettin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaan Kostantinopel. Ketika naik takhta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Semsettin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak salat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Penaklukan di Asia

Setelah penaklukan Konstantinopel Sultan Muhammad Al-Fatih mengalihkan perhatiannya kepada anatolia. Sultan Muhammad Al-Fatih berusaha untuk membuat suatu kekuatan politik di anatolia dengan menaklukan negara turki bernama Beyliks dan Kekaisaran Trebizond yang berbudaya yunani. Untuk itu ia telah beraliansi dengan Kerajaan Krimea. Sebelumnya anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Akan tetapi, pada pertempuran Ankara Anatolia kembali terpecah belah. Penaklukan Anatolia atas Kekhalifahan Utsmaniyah membuat Kekhalifahan ini menjadi semakin menekan eropa.

Perjalanan ke Dunia Hikmah


Perjalanan ke Dunia Hikmah
“Saya mendapat cerita luar biasa darinya. Pelajaran buat kalian, kelak kalau mencari pasangan hidup jangan sekedar berpatokan fisik dan hartanya.” Kami menyimak penuturannya sambil melanjutkan kegiatan mencatat kosakata bahasa Arab yang tertulis di papan tulis.

Konon, datang seorang pemuda ke rumah orang tua kekasihnya. Ia hendak melamar gadis pujaannya. Seperti kebanyakan orang tua, ayah gadis itu sangat memperhatikan bibit, bebet, dan bobot calon menantunya. Malang, pemuda itu pulang membawa kekalahan karena tidak lolos kriteria menantu idaman. Ia bukan berasal dari keluarga kaya dan belum mapan secara finansial.

Sekian tahun berlalu. Matahari terbit dan tenggelam setiap hari. Pemuda itu tetap melanjutkan hidupnya. Ia bekerja. Ia berhubungan dengan banyak orang. Singkatnya, ia menjadi orang yang sukses. Ia memiliki kebun kelapa sawit yang sangat luas di luar tanah Jawa. Dan yang paling penting, ia telah menikah dan memiliki dua orang anak. Ia hidup dengan bahagia.

Namun, musibah datang kepadanya suatu hari. Istrinya meninggal karena digerogoti penyakit. Saat itu anaknya seusia anak-anak SD dan SMP. Pada awalnya, ia berusaha mengatasi urusan rumah tangga dengan tangannya sendiri. Akan tetapi, ia kewalahan. Setelah berdialog dengan kedua anaknya, ia pun memutuskan untuk mencari ibu baru bagi anak-anaknya.

Suatu hari, seorang rekannya di jejaring sosial merekomendasikan wanita perawan yang sudah berumur 40 tahun. Wanita itu telah mengalami perjodohan berulang kali, tetapi tidak satupun yang berhasil. Kadang pihak pria mantap mempersuntingnya, tetapi wanita itu menolak. Kadang wanita itu bersedia dinikahi, tetapi pihak pria tidak berniat melanjutkannya ke pelaminan. Selalu seperti itu selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, ayah dua anak itu tidak keberatan dengan kondisi si wanita. Tidak butuh waktu lama, akhirnya ia terhubung dengan wanita itu dan keduanya memutuskan untuk bertemu. Ia terbang ke pulau Jawa secepat yang ia bisa.

Betapa terkejutnya pria itu ketika tiba di depan rumah si wanita. Pemandangan di depannya tidak asing. Pagar rumah itu. Pohon di depan rumah itu. Bahkan cat rumah itu, sangat akrab dengan matanya. Hatinya berdegup kencang. Pikirannya sibuk berprasangka. Sejak awal, ia merasa tidak asing dengan alamat rumah yang diberikan wanita itu. Tetapi ia menepis dugaannya. Mungkin hanya perasaannya saja, pikirnya.

Ketika pintu rumah itu terbuka, seorang wanita muncul dari balik pintu. Pandangan mata kedua orang itu bertemu. Mendadak waktu berhenti. Mendadak semua cahaya padam. Hanya ada mereka berdua. Bertahun-tahun yang lalu, pria itu datang ke rumah itu. Sekarang, dengan maksud yang sama, pria itu kembali ke rumah itu. Bedanya, ia bukan lagi pemuda miskin yang merindukan bulan.

Heran dengan kelakuan anaknya yang terdiam di depan pintu, ayah wanita itu mendekatinya. Betapa terkejutnya ia menyaksikan pria yang berdiri di halaman rumah. Langkahnya tertatih menghampiri pria itu. Ia hendak memastikan penglihatannya tidak salah. Bahwa pria itu adalah pemuda miskin yang melamar anaknya bertahun-tahun yang lalu.

Pria itu juga berjalan mendekati si ayah. Matanya berkaca-kaca. Ketika keduanya berada pada jarak sejengkal, pria itu berkata, “Ini saya, Pak. Anda tidak salah lihat. Maafkan atas kebebalan saya. Saya datang lagi kemari hendak melamar putri Bapak lagi,” suaranya bergetar, lalu pria itu menunjuk mobil yang ia parkir di luar pagar rumah. Ia bermaksud mengatakan bahwa mobil itu miliknya, tetapi ia tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.

Pertahanan si ayah runtuh. Tangisnya tidak mampu ia bendung lagi. Ia peluk pria itu erat-erat. Ia tepuk bahu pria itu keras-keras. “Maafkan Bapak, Nak. Maafkan Bapak,” katanya sesenggukan. Di belakang mereka, si wanita sudah bercucuran air matanya.

Air mata haru juga mengisi sudut-sudut mataku. Dari sekian banyak kisah yang diceritakan guru kami, inilah kisah paling indah yang pernah kudengar. Pada akhirnya, kedua orang itu menikah dengan restu semua anggota keluarga. Mungkin takdir berkata bahwa mereka memang jodoh. Mungkin Allah menegur ayah wanita itu yang terpukau dengan indahnya dunia. Hari itu, aku belajar mencintai akhirat dari kisah sepasang kekasih itu. Memahami bahwa kehidupan dunia itu semu. Kejayaan senantiasa dipergilirkan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Supaya manusia berpikir dan mengambil hikmahnya.

Penulis : Henny Nur Alifah
Sleman, Yogyakarta

Sumber: http://www.bersamadakwah.com/2013/11/perjalanan-ke-dunia-hikmah.html