Sahabat-sahabat yang dirakhmati Allah, ketahuilah bahwa tujuan kita berdakwah bukan untuk orang lain, tetapi sesungguhnya untuk diri kita sendiri. Bukan karena kita lebih paham, lebih shalih, sehingga perlu berbagi, tetapi karena kita butuh pertolongan Allah Swt.
Pertolongan Allah dalam bahasa Al Quran dibahasakan dengan kata "rahmat". Dalam QS 57:28 dikatakan bahwa Rahmat Allah itu ada 2 bagian: (1) diampuni Allah dari segala dosa (2) diberikan cahaya yang dengan cahaya tersebut seorang manusia dapat berjalan dalam kehidupan ini.
Sedikit orang yang menyadari bahwa dari waktu-waktu hidupnya sesungguhnya yang dilakukan hanya menumpuk dosa-dosa dan kesalahan. Keshalihan dan pahala yang dibuatnya tidak akan pernah dapat mencukupi menutupi kesalahan yang dilakukan. Silakan kita evaluasi diri kita sendiri.
Banyak perintah Allah baik lahiriah maupun bathiniah yang kita langgar. Banyak ke-dzaliman yang kita lakukan kepada orang lain. Bahkan tanpa disadari banyak sekali diri kita melakukan ke-dzaliman terhadap diri kita sendiri (QS 3:135). Sedikit yang menyadari bahwa ketika kita makan dan minum secara serampangan, sesungguhnya adalah bentuk pendzaliman terhadap tubuh kita. Ketika sedikit berolah raga, sesungguhnya bentuk penganiayaan diri kita. Itu baru yang lahiriah, belum bentuk pendzaliman yang bathiniah, seperti seringnya kita mengikuti keinginan hawa nafsu dan ego kita dalam hidup ini.
Dalam sebuah hadits diceritakan suatu waktu Muadz bin Jabal berjalan bersama Rasulullah Saw. Rasulullah menceritakan bagaimana sebuah amal yang dilakukan manusia, dibawa oleh malaikat kepada Allah dengan melalui pintu-pintu pemeriksaan. Ada 7 pintu yang harus dilalui. Dimana setiap amal diperiksa sungguh-sungguh *kebersihannya*. Saking sulitnya pemeriksaan tersebut, sambil menangis tersedu-sedu Muadz bertanya ke Rasulullah: "Ya Rasulullah Saw adakah yang dapat selamat dengan pemeriksaan itu?" Rasulullah Saw menjawab: "Tidak ada, kecuali orang yang ditolong oleh Allah!"
Sahabat-sahabat
Buat seorang yang bertaubat, mereka sangat penuh pengharapannya akan pertolongan Allah Swt. Mereka menyadari bahwa tidak akan bisa mereka terlepas dari dosa dan kesalahan kalau tidak ditolong oleh Allah. Sebagaimana yang dikatakan dalam QS 24:21 "sekiranya bukan karena fadilah dan rahmat Allah niscaya tidak ada seorang pun yang bersih selama-lamanya".
Kesadaran tentang rahmat Allah ini menjadi *penggerak* ibadah-ibadah mereka. Menjadi sumber motivasi yang tidak pernah habis dari dakwah yang mereka lakukan. Bukan lagi pujian, nama harum atau balasan material alasan mereka berdakwah, tetapi karena mereka sangat penuh harap terhadap pertolongan Allah.
Sahabat-sahabat.
Jalan utama hadirnya rahmat Allah kepada kita adalah dengan kita menolong orang lain.
Dakwah esensinya adalah menolong orang lain. Menolong agar orang lain dapat mengenal Tuhannya. Bukan sekedar cari jamaah. Bukan pula semata-mata membuat masjid yang kosong menjadi penuh sesak. Sebagaimana selayaknya sebuah pertolongan, harus dilakukan sepenuh hati, semaksimal mungkin, karena pada dasarnya mereka adalah tamu-tamu Allah. Tentu Allah akan tersenyum ketika kita melayani dengan tulus dan baik tamu-tamu-Nya.
Dalam QS 47:7 Allah berkata: "Siapa yang menolong Allah, niscaya Allah akan menolongnya dan menegakkan keadaannya". Menolong, melayani tamu-tamu Allah pada dasarnya adalah sebuah wujud "menolong Allah".
Sahabat-sahabat
Kalau kita masih sering kecewa dengan sedikitnya jumlah jamaah yang hadir. Kecewa dengan sedikitnya orang yang setuju dengan pendapat kita, semangat bila banyak orang yang mendukung, dan surut ketika kegiatan tidak *ramai*, sesungguhnya ini adalah cermin yang jernih bahwa kita melakukan dakwah bukan karena berharap pertolongan Allah, tetapi karena yang lainnya.
Kalau ini yang terjadi, suatu waktu kita akan menyesal mendapatkan amal-amal kita yang besar menjadi aktifis dakwah kampus, namun ternyata hanyalah debu yang berterbangan. Tidak bernilai sama sekali dihadapan Allah Swt.
Semoga kita menyadari hal ini, dan menjadikan segala jerih payah kita dalam beribadah dan berdakwah menjadi ungkapan seluruh jiwa raga kita: "Ya Allah tolonglah hamba... Ya Allah tolonglah hamba..."
Oleh: Iman Suhadi
islamedia.com
0 komentar:
Posting Komentar