Seorang laki laki pada suatu hari pergi ke tukang cukur untuk memangkas rambutnya yang sudah mulai menutupi bahu dan telinganya.
Ketika sedang mencukur rambutnya, si tukang cukur mengajukan sebuah pertanyaan iseng kepada laki laki itu.
"Pak, apakah Bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan atau tidak?" tanya si tukang cukur dengan maksud menghibur dan menghilangkan kejenuhan pelanggannya.
"Oh, tentu saja. Tidak perlu diragukan lagi. Saya termasuk orang yang sangat yakin akan adanya Tuhan yang menciptakan manusia dan makhluk hidup lainnya," jawab si bapak dengan mantap.
"Kalau saya kebalikannya, Pak. Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan keberadaan Tuhan," sahut si tukang cukur.
"Lho, mengapa kamu meragukan keberadaan Tuhan? Apakah kamu pernah memiliki pengalaman pahit dengan Tuhan?" tanya si pelanggan penasaran.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, si tukang cukur mengajak pelanggannya untuk menoleh keluar jendela tempat seorang pengemis kotor tengah mengais-ngais sisa makanan di bak penampungan sampah.
"Coba Bapak lihat pengemis itu!" pinta si tukang cukur, "Jika Tuhan memang benar benar ada, mana mungkin Dia membiarkan pengemis itu kelaparan. Lalu, di mana sifat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang itu?"
Si bapak yang tengah dicukur itu agak sulit membantah penjelasan si tukang cukur yang sekilas tampaknya masuk akal. Dan si tukang cukur tersenyum bangga dengan penuh kemenangan karena argumennya bisa mematahkan pendapat pelanggannya itu.
Setelah selesai memangkas rambut dan membayar ongkosnya, si bapak bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju pintu keluar. Namun, tiba tiba ia menghentikan langkahnya ketika dari balik pintu ia melihat seorang laki laki yang tidak waras dengan wajah brewokan dan rambut gondrong tidak terurus. Ia pun cepat cepat kembali menemui si tukang cukur.
"Mas, ternyata saya baru tahu bahwa di dunia ini tidak ada tukang cukur," kata si pelanggan menyindir.
"Baru saja saya selesai mencukur rambut Bapak, bagaimana mungkin Bapak mengatakan bahwa tukang cukur itu tidak ada," bantah si tukang cukur.
Alih alih menjawab, si bapak mengajak si tukang cukur keluar pintu untuk melihat orang gila yang masih berdiri di sana.
"Kalau memang tukang cukur itu ada, mengapa ada orang yang rambutnya tidak terurus seperti itu?" Si bapak balik bertanya.
"Ha... Haa... Haaa... Bapak ini bisa saja. Itu bukan karena tukang cukurnya yang tidak ada, tetapi merekanya yang tidak mau datang dan minta tolong kepada saya," ungkap si pemangkas rambut.
"Kalau begitu, apa bedanya dengan pertanyaan Anda tentang keberadaan Tuhan tadi?"
"Kalau begitu skor kita satu satu ya, Pak!" kata si tukang cukur.
"iya memang sekarang ini banyak orang yang sombong tidak mau mengenal Tuhannya, tidak mau datang minta petunjuk-Nya dan tidak mau minta pertolongan pada-Nya" kata Bapak tadi.
Sumber: facebookpage ruanghati.com
Ketika sedang mencukur rambutnya, si tukang cukur mengajukan sebuah pertanyaan iseng kepada laki laki itu.
"Pak, apakah Bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan atau tidak?" tanya si tukang cukur dengan maksud menghibur dan menghilangkan kejenuhan pelanggannya.
"Oh, tentu saja. Tidak perlu diragukan lagi. Saya termasuk orang yang sangat yakin akan adanya Tuhan yang menciptakan manusia dan makhluk hidup lainnya," jawab si bapak dengan mantap.
"Kalau saya kebalikannya, Pak. Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan keberadaan Tuhan," sahut si tukang cukur.
"Lho, mengapa kamu meragukan keberadaan Tuhan? Apakah kamu pernah memiliki pengalaman pahit dengan Tuhan?" tanya si pelanggan penasaran.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, si tukang cukur mengajak pelanggannya untuk menoleh keluar jendela tempat seorang pengemis kotor tengah mengais-ngais sisa makanan di bak penampungan sampah.
"Coba Bapak lihat pengemis itu!" pinta si tukang cukur, "Jika Tuhan memang benar benar ada, mana mungkin Dia membiarkan pengemis itu kelaparan. Lalu, di mana sifat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang itu?"
Si bapak yang tengah dicukur itu agak sulit membantah penjelasan si tukang cukur yang sekilas tampaknya masuk akal. Dan si tukang cukur tersenyum bangga dengan penuh kemenangan karena argumennya bisa mematahkan pendapat pelanggannya itu.
Setelah selesai memangkas rambut dan membayar ongkosnya, si bapak bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju pintu keluar. Namun, tiba tiba ia menghentikan langkahnya ketika dari balik pintu ia melihat seorang laki laki yang tidak waras dengan wajah brewokan dan rambut gondrong tidak terurus. Ia pun cepat cepat kembali menemui si tukang cukur.
"Mas, ternyata saya baru tahu bahwa di dunia ini tidak ada tukang cukur," kata si pelanggan menyindir.
"Baru saja saya selesai mencukur rambut Bapak, bagaimana mungkin Bapak mengatakan bahwa tukang cukur itu tidak ada," bantah si tukang cukur.
Alih alih menjawab, si bapak mengajak si tukang cukur keluar pintu untuk melihat orang gila yang masih berdiri di sana.
"Kalau memang tukang cukur itu ada, mengapa ada orang yang rambutnya tidak terurus seperti itu?" Si bapak balik bertanya.
"Ha... Haa... Haaa... Bapak ini bisa saja. Itu bukan karena tukang cukurnya yang tidak ada, tetapi merekanya yang tidak mau datang dan minta tolong kepada saya," ungkap si pemangkas rambut.
"Kalau begitu, apa bedanya dengan pertanyaan Anda tentang keberadaan Tuhan tadi?"
"Kalau begitu skor kita satu satu ya, Pak!" kata si tukang cukur.
"iya memang sekarang ini banyak orang yang sombong tidak mau mengenal Tuhannya, tidak mau datang minta petunjuk-Nya dan tidak mau minta pertolongan pada-Nya" kata Bapak tadi.
Sumber: facebookpage ruanghati.com
0 komentar:
Posting Komentar