Home » » Ibu Mantan Buruh Sukses Membangun Bisnis Omzet Puluhan Juta

Ibu Mantan Buruh Sukses Membangun Bisnis Omzet Puluhan Juta


Suratinah Sukses Bangun Bisnis Boneka
Berbekal sedikit modal dan pengalaman, Suratinah berani membuka usahanya sendiri, yakni membuat boneka. Keteguhannya dalam menjalankan usaha, termasuk dalam situasi krisis ekonomi, membuahkan hasil yang manis. Omset puluhan juta rupiah dalam satu bulan kini ia genggam. Suratinah pun menjadi pemenang pertama dalam ajang Citi Microentrepreneurship Award (CMA) tahun 2007 untuk kategori kerajinan.

“Saya mulai usaha boneka tahun 1997,” ujar Suratinah kepada SWA Online, di Jakarta, pekan lalu. Dia bercerita, ia awalnya hanya seorang buruh yang bekerja di usaha pembuatan boneka di Bandung, Jawa Barat. Tak pernah ia menjalankan sebuah usaha seperti yang sekarang dijalankannya.

“Ya, saya dulu bikin polanya. Ada 10 tahunan saya kerja di tempat itu, ya sejak keluar SD. Tapi, karena dulu agak sepi, terus nggak dikasih kerjaan. Saya istilahnya nganggur. Terus kan payah, pengeluaran besar, pemasukan nggak ada. Ya, saya punya modal sedikit dan inspirasi untuk bikin sendiri,” tuturnya.

Bu Tin hanya lulus SD, dan bekerja serabutan. Pada tahun 1998, ia diberhentikan dari perusahaan. Sewaktu keluar dari pabrik, Bu Tin menganggur dua bulan. Karena pengeluaran tetap ada, mau tidak mau ia harus mendapatkan penghasilan.

Dengan modal yang dulu dikumpulkan dari pendapatannya, sebesar Rp 2,5 juta, dia memulai membuat boneka. Usaha kecil-kecilan ini menjadi harapan dan tumpuannya untuk menopang hidup.

"Saya punya tanggungan anak yang mesti dikasih makan. Saya tidak mau dia seperti saya, dan mesti menjalani pendidikan tinggi. Karena itu saya memulai usaha sendiri," ujar ibu dua anak ini meyakinkan.

Saat memulai usaha, dirinya sempat terpikir apakah usahanya akan laku atau tidak. Meskipun demikian dia tetap menjalani. Kendalanya waktu itu modal dan memasarkannya. Bu Tin masuk keluar toko tanpa rasa malu. Motivasi utamanya adalah bagaimana bisa meneruskan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi.

Sampai setahun lamanya, toko-toko yang ada di objek wisata yang ia kerap kunjungi tahu usaha boneka yang dia buat. "Awalnya selalu ditolak, namun saya bersikeras ketemu dengan pemilik toko," ujar Bu Tin bercerita.

Usaha keras itu menjadi pelajaran dan sekaligus membuahkan hasil. Usahanya kemudian mendapat tempat dan diminati. Dalam prosesnya, Bu Tin yang tahun ini berusia 40 tahun, melatih ibu-ibu yang ada di sekitar rumahnya membuat boneka. Ada sekitar delapan ibu yang ia rekrut untuk membuat pola, menjahit, serta membuatnya jadi boneka. Patokannya jangan sampai jelek dan mengecewakan.

Dalam sehari, seorang ibu bisa membuat 100 boneka kecil atau 30 boneka berukuran besar. Bu Tin kemudian lebih fokus pada pemasaran terhadap boneka yang sudah dibuat ini.

Suratinah sukses membangun bisnis boneka

Produksi pun sifatnya menetap. Tidak berfluktuasi sesuai dengan pesanan. Ia mengatakan, itu dilakukan agar ada stok ketika pesanan sedang melonjak, seperti di masa liburan dan lebaran.

Usaha boneka yang ia lakoni ini sekarang telah memberikan hasil. Karena keseriusannya, saat ini per bulan Suratinah mendapat pemasukan antara Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.

Mengenai pemasaran, boneka Tin Panda Collection ini sudah merambah daerah di luar Pulau Jawa, yaitu sampai ke Sorong dan NTT. Boneka bisa didapatkan tidak hanya berdasarkan pesanan, tetapi juga tersedia di supermarket, misalnya di Trio Plaza. Ia lalu menuturkan, Sebenarnya toko-toko yang lain mau, tapi saya cari yang cash soalnya modal saya masih kurang. Tin pun memiliki cita-cita, bonekanya bisa sampai ke luar negeri suatu hari nanti.

(Berbagai Sumber)

0 komentar:

Posting Komentar